Saturday, March 10, 2018

Benteng di Antara Dua Buah Kota

Engkau membina kota
aku membina kota
kota kita dipisahkan
oleh benteng penghambat persefahaman
tiada yang sanggup
membuka pintu kota.

Akuilah
kita sudah terjerumus
dalam bunyi-bunyian kota yang kita bina:
gendang, canang, serunai
gitar, nyanyi lunak gadis, tarian rancak jalanan
di dalam kota warna-warni
terbalut dalam khayal meriah
yang membisu di bandar kenyataan.

Engkau dan aku duduk bersampingan
namun terpisah oleh selapis kerenggangan
aku ingin menyusun mutiara kata
namun tampaknya engkau lebih terpesona
dalam terang-benderangnya kotamu
dalam alam maya peti segi empat canggih
diam bisu
saksi pertemuan kita.

Sampai bilakah
kesunyian hendak menghunjam rasa?
sampai bilakah
kebisuan hendak memetik irama curiga?
sudah lamalah dunia ini gersang
dek hilangnya siraman kecintaan
sudah lamalah hati ini tandus
dek terabainya nilai persahabatan
sudah cukuplah pandangan jelik sesama sendiri
sudah cukuplah wajah terdongak yang bongkak
ayuh kita bersatu
memecahkan kesunyian
menganyam kepercayaan
menuju kemanusiaan.

Ayuh kita robohkan
benteng di antara dua buah kota
membina kota
milik kita bersama.



Pui Wen Hang
10/3/2018
Dewan Simulasi 1.01 (Mesyuarat Kejohanan Trek dan Padang),
IPG Kampus Bahasa Melayu.

No comments:

Post a Comment

Perpisahan yang Rela?

 Perpisahan? Kalau berpisah, mengapakah saya tidak mempunyai rasa, malah bersikap rela?  Aku sendiri tidak tahu tentang cara mengungkapkan p...